Hidup, Hanya Kenikmatan Semu
Hidup itu indah. Ah masa sih? Bukannya hidup itu urip, atau sama artinya dengan alive. Kok indah sih? Bingung nih :)
Sobat yang dirahmati Allah, hidup itu surganya orang kafir. Hidup itu penjaranya umat Islam. Tak ada alasan bagi kita untuk menikmati hidup sebagaimana layaknya al-kafirun. Kita diciptakan oleh Allah dengan tujuan untuk menyembahnya. Dan kita ditempatkan di bumi untuk menjadi kafilah, dalam rangka mengumpulkan amal ibadah semata-mata karena Allah ta'ala.
Hidup ini penuh dengan cobaan. Segala kesenangan, kesusahan, kemudahan, dan kesulitan yang kita hadapi selama hidup di dunia semuanya merupakan cobaan dari Allah SWT. Mampukah kita menahan diri dan tetap berada di jalan yang lurus selama kita diberi kesenangan dan kemudahan oleh Allah? Ataukah semua kebahagiaan yang kita terima selama ini hanya menambah kemudharatan dan semakin menjauhkan kita dariNya? Begitu pula dengan kesulitan-kesulitan yang kita rasakan selama ini.
Jangan pernah merasa senang dengan segala kesenangan duniawi seperti harta kekayaan, jabatan, wanita-wanita, dan anak-anakmu, apalagi lantas membawa kita semakin jauh dariNya. Karena jika tidak menggunakannya di jalan Allah, semua itu hanya akan membawa kita pada kepedihan di akhirat kelak.
Allah memberikan segala kemudahan hidup di dunia kepada orang-orang yang Dia sukai maupun yang Dia benci. Begitu pula sebaliknya. Namun Allah hanya memberikan iman dan islam kepada orang-orang yang Dia cintai.
Sobat, hidup kita hanya akan berkisar ±60 tahun saja. Tidakkah akan lebih berguna jika kita menggunakannya untuk beribadah, mendekatkan diri padaNya, serta mengumpulkan amal ibadah demi kehidupan kita mendatang, yang akan jauuuuuh lebih panjang dan lebih lama dibanding dunia yang fana ini.
Mengapa kita tidak bersabar dan menahan diri selama beberapa puluh tahun? Apa sih susahnya? Bukankah itu jauh lebih menyenangkan dibanding harus menahan diri ribuan tahun di neraka. Itupun jauh lebih lama daripada ribuan tahun di bumi. Itu juga kalau kita termasuk golongan muslimin. Bagaimana jika bukan? Naudzubillah.
Karenanya marilah kita berusaha menjadi manusia yang dikasihiNya. Karena hanya dengan rahmat dan kasih sayangNya lah kita dapat memasuki akhirat kita dengan penuh kebahagiaan. Bukan karena amalan-amalan yang pernah kita lakukan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mendekatkan diri padaNya, memperbanyak amalan-amalan kita, serta senantiasa berdzikir dan berserah diri hanya kepadaNya, Allah azza wa jalla.
Semoga kita termasuk satu di antara kekasih-kekasihNya.
Sobat yang dirahmati Allah, hidup itu surganya orang kafir. Hidup itu penjaranya umat Islam. Tak ada alasan bagi kita untuk menikmati hidup sebagaimana layaknya al-kafirun. Kita diciptakan oleh Allah dengan tujuan untuk menyembahnya. Dan kita ditempatkan di bumi untuk menjadi kafilah, dalam rangka mengumpulkan amal ibadah semata-mata karena Allah ta'ala.
Hidup ini penuh dengan cobaan. Segala kesenangan, kesusahan, kemudahan, dan kesulitan yang kita hadapi selama hidup di dunia semuanya merupakan cobaan dari Allah SWT. Mampukah kita menahan diri dan tetap berada di jalan yang lurus selama kita diberi kesenangan dan kemudahan oleh Allah? Ataukah semua kebahagiaan yang kita terima selama ini hanya menambah kemudharatan dan semakin menjauhkan kita dariNya? Begitu pula dengan kesulitan-kesulitan yang kita rasakan selama ini.
Jangan pernah merasa senang dengan segala kesenangan duniawi seperti harta kekayaan, jabatan, wanita-wanita, dan anak-anakmu, apalagi lantas membawa kita semakin jauh dariNya. Karena jika tidak menggunakannya di jalan Allah, semua itu hanya akan membawa kita pada kepedihan di akhirat kelak.
Allah memberikan segala kemudahan hidup di dunia kepada orang-orang yang Dia sukai maupun yang Dia benci. Begitu pula sebaliknya. Namun Allah hanya memberikan iman dan islam kepada orang-orang yang Dia cintai.
Sobat, hidup kita hanya akan berkisar ±60 tahun saja. Tidakkah akan lebih berguna jika kita menggunakannya untuk beribadah, mendekatkan diri padaNya, serta mengumpulkan amal ibadah demi kehidupan kita mendatang, yang akan jauuuuuh lebih panjang dan lebih lama dibanding dunia yang fana ini.
Mengapa kita tidak bersabar dan menahan diri selama beberapa puluh tahun? Apa sih susahnya? Bukankah itu jauh lebih menyenangkan dibanding harus menahan diri ribuan tahun di neraka. Itupun jauh lebih lama daripada ribuan tahun di bumi. Itu juga kalau kita termasuk golongan muslimin. Bagaimana jika bukan? Naudzubillah.
Karenanya marilah kita berusaha menjadi manusia yang dikasihiNya. Karena hanya dengan rahmat dan kasih sayangNya lah kita dapat memasuki akhirat kita dengan penuh kebahagiaan. Bukan karena amalan-amalan yang pernah kita lakukan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mendekatkan diri padaNya, memperbanyak amalan-amalan kita, serta senantiasa berdzikir dan berserah diri hanya kepadaNya, Allah azza wa jalla.
Semoga kita termasuk satu di antara kekasih-kekasihNya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home